Jumat, 17 Desember 2010

Formalisasi dan Organisasi

Formalisasi diartikan sebagai derajat sejauh mana pekerjaan-pekerjaan didalam suatu organisasi distandardisasi. Ukurannya adalah banyaknya aturan-aturan tertulis (writen regulations) di mana anggota organisasi harus mematuhinya. Organisasi yang memiliki tingkat formalisasi tinggi biasanya memiliki job discribtion formal, sejauh besar aturan, serta berbagai proedur dan instruksi kerja yang terdifinisi secara ketat.
Tujuan dan manfaat formalisasi menurut Robbins (1990:95-7)
1.konsistensi dan keseragaman, yaitu untuk mencapai output-output yang idak berubah-ubahkualitasnya. 2. Meningkatkan koordinasi. Untuk tugas yang membutuhkan koordinasi tiggi di antara anggota organisasi. 3. Penghematan biaya secara ekonomis. Buku-buku manual pekerjaan diberbagai perusahan besar biasanya dibuat untuk menghemat biaya.
Penelitian sekelompok peneliti dari universitas Aston, Inggris, merupakan contoh dari hubungan antara ukuran organisasi dan formalisasi. Mereka meneliti 46 organisasi dan menemukan bahwa peningkatan ukuran organisasi berkolerasi kuat dengan formalisasi yang lebih tingg, dan secara statistik signifikan. Hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan secara logika, jika organisasi mengalami pertambahakan jumlah anggota yang cukup banyak, maka pengelola organisasi akan memerlukan upaya kontrol yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan agar anggota2 yang makin banyak jumlahnya itu dapat terkoordinasi secara baik, caranya adlah dengan pengawasan dan/atau formalisasi, karena membutuhkan personel pengawas khusus (misalnya mandor, supervisor, dan lain-lain), oleh karena itu biasanya pengelola organisasi akan memperbanyak formalisasi terutama bila jumlah anggota yang ada sudah tidak ekonomis lagi untuk diawasi scara langsung .

2 komentar:

  1. mas... ada jurnal asli dari penelitian universitas aston, inggris..???
    apa ud ada peneliti indonesia tentang formalisasi..???

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu ada di buku "teori organisasi" karya Bpk. Kusdi Raharjo

      Hapus